Minggu, 03 Juni 2012

Akhirnya...Sepatu itu hilang juga...


Assesoris bayi bagiku selalu menarik. Apalagi anak pertamaku perempuan, yang di pasaran assesorisnya sangat bejibun. Dari mulai sepatu sampai jilbab, bagiku sangat menarik sekali. Bahkan, setiap bepergian mataku selalu "kelaparan" setiap melihat assesoris bayi perempuan. Hehehehe...
Cerita tentang sepatu Nafis ini sebenarnya hanya cerita sepele...namun sepertinya menarik perhatianku, dan memberikan pelajaran buatku bahwa yang namanya rizki itu benar-benar hak preogatif Allah...

Awal mulanya sepatu kiri Nafis jatuh di jalan saat perjalanan ke sekolahnya.

Minggu, 22 April 2012

Ceritaku 2: Dzikir-dzikir Senja


Dengan dzikir tanpa henti, aku masih mencoba tenang. Meskipun banyak lalu lalang motor, tapi aku merasa begitu takut dengan settingan jalan ini. Jalan yang lengang, yang dikelilingi oleh bangunan pabrik tua tak terawat. Penerangan jalan yang tak begitu terang, ditambah suasana alam menjelang maghrib.
Aku masih berjalan menuntun motorku dengan perasaan campur aduk. Tenang yang dipaksakan, melawan kepanikan yang begitu dahsyat. Jalan menuju rumahku masih sekitar 2 KM lagi. Aku pesimis apakah aku bisa melampaui jarak sejauh itu dengan berjalan kaki sambil menuntun motorku. Apalagi dengan kondisiku saat  ini. Namun, aku pasrah saja dengan skenario ini. Aku juga yang salah, tidak teliti dan hati-hati. Menggampangkan sesuatu yang sebenarnya fatal. Aku hanya mampu berdzikir dan tetap menjaga dawai ketenangan.

Minggu, 15 April 2012

GALAU-NYA PARA LAJANG BISA JADI SALAH SATUNYA DISEBABKAN OLEH UP DATE STATUS KITA di FB....


Tergelitik untuk menuliskannya. Baru saja bercerita sejenak dengan teman di tempat kerja. Gara-gara melihat up date status d FB oleh para manten baru (atau bahkan manten lama) yang up date statusnya membuat yang membaca tersipu. Entah tersipu karena malu, tersipu karena ikut senang, atau tersipu jengkel dan risih. Dan ternyata up date status yang seperti ini bisa membuat saudara-saudara kita yang membacannya terusik hati dan perasaannya. Kurang begitu tahu apa yang dirasakan penulis up date status, saya yakin insya Allah tidak ada tujuan pamer atau menunjukkan romantisme yang berlebihan ke teman-temannya. Tapi mungkin hanya sekedar ingin menuliskannya. Dan ternyata membawa beberapa kemudhorotan bagi yang membacanya.
Romantisme antara

Rabu, 04 April 2012

Saat Bayi Mulai Tumbuh Gigi

Sebenarnya tumbuhnya gigi bayi sudah dimulai sejak ia masih berupa janin. Namun karena pertumbuhannya masih di dalam rahang, maka proses ini tidak terlihat oleh mata kita. Makanya istilah yang lebih tepat untuk menamakan proses keluarnya gigi pada bayi sebenarnya bukan tumbuh, tapi “muncul”.
Gigi pertama akan muncul biasanya ketika bayi berusia 5-7 bulan. Nah, jika bayi Anda seusia ini dan Anda sering melihatnya memasukkan kepalan tangannya (atau benda lainnya) ke dalam mulutnya, maka kemungkinan besar tak lama lagi gigi pertamanya akan muncul.
Apa Tanda-tanda Munculnya Gigi Bayi Anda?
Tanda-tanda lain munculnya gigi adalah tingkahnya yang rewel, sering menangis dan selalu senang menggigit-gigit apa saja yang bisa dipegangnya.
Selain itu, bayi Anda akan banyak mengeluarkan air liur (ini sebenarnya

Selasa, 03 April 2012

Berkaca Pada Pelangi

Coba kau hitung ada berapa warna dalam pelangi..

Banyak bukan?



Ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu..

7 warna yang kemudian berpadu dan tak berebut tempat untuk hadir lebih dulu

7 warna yang ikhlas dengan ketetapan Allah mengenai keberadaan mereka

Dan 7 warna yang dengan perpaduannya mampu menciptakan keindahan luar biasa di langit biru muda



Berkacalah pada pelangi…

pelangi yang senantiasa berbaur namun tak juga lebur

Pelangi yang tahu diri kapan warna-warna harus muncul bersama dan kapan harus memisahkan diri



Bukan,

Bukan kumaksudkan untuk menghilangkan mimpi-mimpi besar persatuan

Bukan juga untuk membuat kita begitu permisif dan menganggap berbeda itu mutlak harus ada..

Bukan itu!



justru..

ingin kuingatkan bahwa bersatu tak harus kemudian menjadikan kita begitu kaku untuk menyeragamkan semua tingkah laku

bersatu harusnya berarti selaras, cerdas dan bijak untuk tak hanya bermodalkan kacamata kuda dalam melihat dunia.



Bersatu,,

Harusnya seperti pelangi..

Berbeda-beda namun punya tujuan yang sama,

Menunaikan tugas penciptaannya tuk hiasi dan beri keindahan pada langit biru muda tempatnya berada..





Karena hakikatnya..

keragaman adalah niscaya..namun mengelolanya butuh usaha

Ummu Akmal, Sahabatku ^^



Namanya Rahmah Luthfia Febriani. Lahir tanggal 25 Februari 1986. Sahabat lamaku yang hingga kini kedekatan itu susah diterjemahkan. Bahkan aku masih mengingatnya, bagaimana hari-hari kami begitu penuh dengan suka duka bahkan tawa tak berbeban. Kami sering sekali duduk berdua, sesekali membicarakan sesuatu yang begitu serius, sesekali hanya membicarakan salah satu pipi kami yang digigit nyamuk. Ah, kalau mengingatnya, rasanya berjuta kenangan hadir di depan mataku.
Akupun masih mengingatnya, pertama kali pertemuan kami. Dalam sebuah acara yang sesungguhnya tak ada sesuatu yang berkesan diantara kami. Hingga akupun lupa bagaimana ceritanya kami bisa dekat mengalahkan kedekatan prangko dengan amplop (waduh, lebay banget ya....).
Aku masih mengingatnya,

8 Cara Melatih Anak Berbicara

Setiap orangtua pasti ingin mendengar kata-kata pertama yang diucapkan si kecil. Meskipun begitu, Anda tidak harus terburu-buru memintanya untuk menirukan kata-kata Anda. Biarkan ia berbicara pada saatnya, yang harus Anda lakukan adalah memancingnya untuk mau berbicara.
”Bayi usia 4-6 bulan sudah mulai mengeluarkan suara-suara, meskipun belum jelas,” ujar Mellisa Essenburg, MS, CC, SLP, speech pathologist dari San Diego.
Bayi usia 0-12 bulan memiliki tahap-tahap berbicara

Biodatanya Mimosa :-)


Nama Lengkapku NAFISAH JINAN ‘ISMAH MIMOSA--aku biasa dipanggil Nafis/ Mimosa--aku lahir di Kota Kediri, 16 Juni 2011--Usiaku sekarang 9,5 bulan--Nama Abiku, Suparno,S.T--beliau kerja sebagai Kasubsie Divisi Spinning 2 PT Dan Liris Sukoharjo Indonesia--Kalau nama Ummiku, Nur Islami Prayoganing Ayu, S.I.Kom--Ummi kerja sebagai Guru di SDII Al-Abidin Surakarta.
Kami sekarang tinggal di Perumnas Ngringo Jln. Anggrek 4 No. 96 Ngringo Palur Karanganyar, bersama ammiku juga.
Aku sekarang sekolah di TPAIT Baiti Jannati, kelas baby (hehehe)--hobbyku jalan-jalan, makanan favoritku nasi tim brokoli wortel lauk udang (hmmm, yummi....)--kalai minuman favoritku ASI, Jus Apel sama madu--cita citaku hafidzoh yang jadi dokter (aamiin...kabulkanlah ya Rabb)....panggil aku Nafis...Mimosa juga boleh ^^

Ceritaku 1: SENANDUNG PAYUNG UNGU


Suamiku berusaha memacu laju motor kami, agar bisa menghindar dari hujan. Tapi tetap saja kami kehujanan. Akhirnya kami memutuskan berhenti berteduh di sebuah bengkel tambal ban yang kami lewati. Setelah minta ijin pada pemilik bengkel, aku segera mencari tempat yang aman bagi putriku. Maklum, selain kami, di bengkel ini banyak juga orang yang berteduh, dengan pemandangan asap rokok yang begitu gempita. Ah, suasana paling tidak kami sukai adalah saat bersanding dengan orang-orang yang merokok.
            Setelah sesaat berteduh, hujan tampak mulai reda. Kami memutuskan untuk melanjutkan

Minggu, 11 Maret 2012

NAK, CERIAMU ADALAH BAHAGIA KAMI [sepotong episode Nafisah Jinan ‘Ismah Mimosa]


Melihatnya tergolek lemah,  aku hanya bisa meneteskan air mata. Wajah bulatnya sepertinya menahan sesak nafas yang membuatnya begitu kesusahan bernafas. Ah, seandainya sakit itu bisa dialihkan kepadaku, aku akan lebih lega, karena minimal tak melihatnya kesakitan.
Nafisah Jinan ‘Ismah Mimosa. Anak tercintaku. Jumat pagi itu harus kami bawa ke IGD PKU Muhammadiyah Solo, karena semalaman sesak nafas hingga tidak mau tidur. Boro-boro tidur, bernafas saja rasa-rasanya butuh tenaga ekstra. Sekedar rebahan saja sepertinya dia tak sanggup. Hanya nangis dan seandainya ‘dia sudah bisa bicara’ mungkin dia akan berkata: “Abi, Umi, dadaku sakit...”
Tapi karena bicaranya masih sebatas, Abah, Mamah, Embah,

Detik Itu Membawaku Untuk Jatuh Cinta


Aku sedang jatuh cinta,
kepada sebuah tatapan yang aku sendiripun tak sanggup mengartikannya...
Aku sedang jatuh cinta,
kepada sebuah senyuman yang aku selalu tersipu dibuatnya...
Aku sedang jatuh cinta,
kepada sebuah sentuhan yang tak ada bandingannya...
Aku sedang jatuh cinta,
kepada sebuah wejangan-wejangan yang terasa sejuk saat mendengarnya...

Tahukah kau,
Aku sedang jatuh cinta,
kepada sebuah rangkulan tangan yang membuatku bergetar...
dan aku jatuh cinta
kepada sebuah nyanyian jiwa yang tertunduk aku dibuatnya...

Aku sedang jatuh cinta,
kepada sebuah hentakan kaki yang begitu terasa mengayomi
Dan akupun jatuh cinta,
kepada sebuah hati yang entah terbuat dari apa
hingga begitu penuh dengan alunan nada yang begitu sempurna...

Ah, aku sedang jatuh cinta...

Kehidupanku menjadi begitu penuh warna sesaat setelah kau hadir dengan segala dayamu,
Pagi begitu menyejukkan, siang penuh semangat tak terbatas, sore pun kulalui dengan detik yang merdu, hingga malampun begitu penuh kekhusyukan...
Shubuh-shubuh ku hingga tahajud-tahajudku begitu penuh dengan nada pengharapan sebagaimana kau begitu penuh harap kepadaNya,

Kau melantunkan lagu-lagu kehambaan,
Mendendangkan nyanyian ketawadhuan,
Mengajarkan qanaah,
Membelajariku murojaah,
Hingga kau pun tak ridho saat waktuku terlewat sia-sia...

Kau ajarkan apa itu sujud yang sesungguhnya,
Kau ajarkan apa itu ikhlas, ridho, sabar, dan kau belajari aku agar tak hanya tahap teori...
Kau pulalah yang akhirnya membuatku tersadar sesungguhnya hidup harus penuh syukur,
Penuh mujahadah, penuh perjuangan, penuh senyum dan penuh prasangka baik...

Dan sejak detik itu, akupun jatuh cinta tanpa batas kepadamu....

Minggu, 19 Februari 2012

Cerpen 1: SYUKUR TANPA BATAS


Aku masih tersenyum geli setelah membaca sebaris kalimat di sepeda kumbang warna coklat yang terparkir di samping rumahku. Di bagian depan -di desain seperti plat nomor pada sepeda motor- ada sebaris tulisan “Sepeda antik full musik”. Ah, kreatif amat pemilik sepeda itu. Pemiliknya adalah Pak Darno, kuli bangunan di rumahku, yang mulai bekerja merenovasi teras dan dapur rumahku sejak 2 pekan yang lalu. Akupun baru sekitar 3 hari yang lalu tahu nama asli Pak Darno, karena selama ini orang-orang lebih sering memanggilnya Pak Pendek. Sebenarnya postur tubuhnya juga tidak pendek, tingginya kira-kira sekitar 168 cm. Tapi entah mengapa Pak Darno lebih terkenal dengan nama Pak Pendek. Dan Pak Darno pun tidak pernah protes dengan panggilan itu.
Setiap pagi, Pak Darno –aku tak mau memanggilnya Pak Pendek- selalu datang di rumahku tepat pukul 07.00, 15 menit sebelum suamiku berangkat kerja. Pak Darno datang dengan seulas senyum yang menunjukkan deretan giginya. Giginya tampak rapi dan bersih meskipun usianya sudah 50-an. “Assalamu’alaikum, apa kabar pagi ini Pak Ridwan?” Selalu dan selalu itu yang beliau ucapkan setiap datang ke rumahku, yang mungkin adalah kantornya selama kurang lebih 2 bulan ke depan. Menyapa suamiku sambil menjabat tangan suamiku. Seorang berusia 50-an tak malu menjabat seseorang yang usianya jauh dibawahnya. Suamiku masih 28 tahun. Bahkan dalam ajaran Islampun seharusnya yang muda-lah yang menyapa yang lebih tua. Tapi, suamiku selalu kalah dengan Pak Darno.
                “Bu Retno, nyuwun pangapunten. Apa ada yang aneh dengan sepeda saya.

Kamis, 16 Februari 2012

Tentang Panggilan “PA”


Sebagian besar orang sering mengartikan kependekan “PA” menjadi ‘Pendek Akal’. Namun tak begitu denganku maupun suamiku :)
Kami justru bahagia dengan panggilan itu.
Nama panjangku Nur Islami Prayoganing Ayu, sering disingkat Nur Islami PA. Karena panggilanku Ayu, dan ketika itu banyak sekali panggilan Ayu di kampus, maka akhirnya aku lebih familiar dengan panggilan Ayu PA. Aku sama sekali tak keberatan dengan kependekan itu. Meskipun banyak sekali orang yang merasa aneh dan menertawakanku dengan panggilan itu.
Begitupun dengan seorang ikhwan yang kini menjadi suamiku. Namanya Suparno, namun ketika masa nge-kos, sering sekali namanya disingkat PA. Beliaupun tidak merasa sakit hati. Tetap enjoy dengan singkatan itu.
Dan....ternyata kami berjodoh. Hehehehe....
                Setelah menikah, sang ikhwan yang telah meminangku, terkaget-kaget saat mengetahui nama panggilanku:  Ayu PA (karena memang sebelum proses pernikahan kami, beliau tidak mengenalku).  Akupun kaget, kok bisa sama ya? ^^ Begitulah jodoh....
                Dan saat inipun, kami bangga dengan nama panggilan itu. Kata kami, “nama yang membawa pada perjodohan, hehehe”
                Suamiku sering menyampaikan: “Ayu PA, Ayu miliknya PA”
Dan kini, kami sering menganggap ‘PA’ adalah singkatan yang Allah berikan pada kami, karena PA ternyata bisa pula dipanjangkan menjadi “PEGAWAI ALLAH”...Aamiin 

Rabu, 15 Februari 2012

KAIDAH-KAIDAH DAKWAH

Dakwah adalah aktifitas di jalan Allah SWT, yang telah Ia beri aturan-aturan-Nya, diawali dari niat, metode, sarana dan tujuannya. Berikut lima kaidah dari 10 kaidah dakwah yang harus diperhatikan, dipahami dan diamalkan oleh seluruh pelaku dakwah di manapun berada. Lima kaidah berikutnya akan kita bahas pada edisi selanjutnya. Insya Allah...
1.    Al-Qudwah Qabl ad-da’wah (Menjadi teladan sebelum berdakwah)
Pepatah Arab mengatakan “Lisan al-hal afshah min lisan al-maqal”, bahasa kenyataan lebih fasih daripada bahasa lisan. Dalam lingkup dakwah, benar adanya. Sebab, dakwah adalah upaya mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan sesuai petunjuk agama. Respon akan cepat di dapat ketika kepribadian positif dai dan keluarganya lebih dulu mewujud sebelum yang lain.
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 44, Allah SWT menyebut dai yang sering mengajak orang lain berbuat baik namun dirinya tidak melakukan kebaikan itu sebagai orang yang tidak berakal. Bahkan Allah benci terhadap orang yang berbuat demikian, “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan,” (QS. Ash-Shaff (61):2-3)
Berkaca kepada dai pertama, Rasulullah Saw,  yang telah menunjukkan kepribadian baik kepada orang-orang kafir Quraisy sebelum ia berdakwah, bahkan dikenal sebagai Al-Amin (jujur dan terpercaya), wajar jika dakwahnya mendapatkan sambutan bagus dari banyak pihak. Dalam waktu yang relatif singkat, beliau mampu mengubah kiblat peradaban manusia kepada Islam-sebelumnya kepada Romawi dan Persia. Untuk itulah Al-Qur’an menyuruh kita mengambil qudwah (teladan) kepada Nabi saw (lihat QS. Al-Ahzab (33):21)